Novel: Malam Yang Tak Pernah Pulang Bab 1
Novel "Malam yang Tak Pernah Pulang" merupakan novel pendek yang teridiri dari 12 Bab bergenre romansa rumah tangga. novel ini ditulis oleh Tim Janoopedia.com. Selamat membaca.
Bab 1
Aku selalu menyukai senja. Langit yang berpendar jingga membawa ketenangan, seperti pernikahanku dengan Reza yang selama lima tahun terakhir selalu tampak hangat. Dia pria yang kuimpikan sejak dulu: dewasa, penuh perhatian, dan ambisius. Namun, beberapa bulan terakhir, senja tak lagi terasa sama.
Aku masih ingat ketika semuanya mulai terasa berubah. Reza,
yang dulu selalu pulang tepat waktu, kini sering terlambat. “Deadline kantor,”
begitu katanya. Awalnya aku percaya. Tentu saja aku percaya—bukankah dia
suamiku? Tapi lambat laun, alasannya terdengar seperti kaset rusak,
mengulang-ulang kalimat yang sama.
Sore itu, aku menunggu di ruang makan, meja sudah tertata
rapi dengan masakan kesukaannya: sop buntut. Aku ingat betul betapa dia selalu
memuji masakanku, tapi malam ini berbeda. Aku menunggunya hingga langit berubah
hitam, ponsel di tanganku hanya menyala sekali untuk pesan singkat: “Lembur.
Jangan tunggu aku.”
Pesan itu seolah memotong semangatku. Aku meletakkan ponsel,
menatap kursi kosong di seberangku, dan merasa ada sesuatu yang ganjil. Tak ada
"maaf," tak ada "aku cinta kamu" seperti biasanya. Hanya
satu kalimat dingin yang terasa seperti garis pembatas di antara kami.
Malam itu, aku mencoba memejamkan mata, tetapi bayangan Reza
terus bermain di kepalaku. Apa dia benar-benar di kantor? Apa yang membuatnya
begitu sering pulang terlambat? Aku ingin mengabaikan pikiran itu, tetapi rasa
curiga mulai tumbuh seperti benih yang tak diundang.
Esoknya, aku bangun dengan sisa rasa gelisah dari malam
sebelumnya. Seperti biasa, Reza sudah pergi sebelum aku sempat membuka mata.
Dia meninggalkan secangkir kopi di meja dapur, kebiasaannya sejak dulu. Aku
menatap secangkir kopi itu dan merasa ada sesuatu yang hilang. Reza masih ada
di rumah ini, tapi kehadirannya terasa jauh.
Saat aku membereskan cucian di kamar, aku menemukan sesuatu
yang membuat hatiku terhenti sejenak. Kemeja kerja Reza—kemeja putih yang baru
aku cuci beberapa hari lalu—mengeluarkan aroma parfum yang asing. Parfum itu
bukan miliknya, juga bukan milikku.
Aku mencium kemeja itu sekali lagi, memastikan bahwa aku
tidak salah. Aroma bunga yang manis, begitu berbeda dengan aroma kayu maskulin
yang biasa dipakai Reza. Aku berdiri terpaku, memegang kemeja itu seperti
memegang bukti dari sesuatu yang tak ingin kuakui.
“Mungkin cuma aromanya yang tertinggal di ruangan kantor,”
gumamku meyakinkan diri sendiri. Tapi dalam hati, aku tahu, ada sesuatu yang
salah. Sangat salah.
Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa, tapi semuanya
terasa canggung. Aku mencoba menyibukkan diri, berharap pikiranku tak lagi
dipenuhi prasangka. Namun, setiap kali Reza pulang larut malam dengan alasan
"lembur," rasa curiga itu tumbuh semakin besar. Aku ingin menanyakan
langsung, tapi lidahku kelu. Aku takut. Takut jawaban yang keluar dari mulutnya
akan menghancurkan segalanya.
“Kenapa kamu pulang terlambat terus?” tanyaku akhirnya,
suatu malam saat dia baru saja masuk rumah.
Dia menatapku dengan ekspresi lelah. “Kerjaan di kantor lagi
banyak, Sayang. Aku nggak mau bikin kamu khawatir.”
Jawaban itu terdengar sederhana, tetapi ada sesuatu dalam
nada suaranya yang terasa janggal. Aku ingin percaya, tapi bayangan kemeja
dengan aroma asing itu terus menghantuiku.
“Reza, kamu masih sayang sama aku, kan?” tanyaku pelan.
Dia terdiam sejenak, lalu berjalan mendekat dan memelukku.
“Tentu saja. Kenapa kamu tanya begitu?”
Aku ingin memberitahunya apa yang kurasakan—tentang parfum
itu, tentang kecurigaanku—tapi sesuatu dalam diriku menahan. Aku hanya
menggeleng dan tersenyum kecil, mencoba menenangkan diriku sendiri.
Namun, di malam itu, untuk pertama kalinya, aku menyadari bahwa senja yang dulu hangat kini telah berubah dingin.
Post a Comment for "Novel: Malam Yang Tak Pernah Pulang Bab 1"