Novel: Malam Yang Tak Pernah Pulang Bab 3
Selamat menikmati Bab 3 novel malam yang tak pernah pulang
Malam itu dingin, tetapi pikiranku lebih dingin dari udara luar. Setelah apa yang kulihat di ponsel Reza, aku merasa seperti bayangan di dalam rumahku sendiri. Aku tahu aku harus melakukan sesuatu. Aku tahu aku harus mencari tahu sejauh mana pengkhianatan ini telah berjalan.
Aku tidak ingin hanya menuduh tanpa bukti yang kuat. Aku
ingin melihat dengan mataku sendiri. Mungkin itu bodoh, tetapi aku butuh
kepastian.
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk mengambil langkah
nekat. Aku memutuskan untuk mengikuti Reza. Dia bilang akan pulang terlambat
karena rapat malam, alasan yang sudah terlalu sering kudengar. Jadi, ketika dia
berangkat kerja pagi itu, aku sudah membuat rencana.
Jam tujuh malam, aku meninggalkan rumah dengan menyewa
taksi. Aku tahu di mana kantornya berada, tetapi aku ingin memastikan dia
benar-benar berada di sana. Hati kecilku berharap semua ini hanya
kesalahpahaman, bahwa aku hanya terlalu curiga.
Namun, harapanku pupus begitu aku tiba. Dari dalam taksi,
aku melihat Reza keluar dari gedung kantornya. Tapi dia tidak sendirian. Dia
bersama seorang wanita. Wanita muda dengan rambut panjang yang tergerai,
mengenakan gaun hitam sederhana yang elegan. Aku tahu dia. Alya.
Dadaku terasa seperti dihantam batu besar. Mereka berbicara
sebentar di depan gedung, kemudian berjalan bersama menuju sebuah kafe di sudut
jalan. Aku meminta sopir taksi untuk mengikuti mereka.
Mereka masuk ke dalam kafe kecil yang tampak sepi. Aku
memutuskan untuk turun dan mendekat. Dari luar jendela kaca, aku bisa melihat
mereka duduk berdua. Reza tersenyum, dan Alya tertawa. Aku tidak bisa mendengar
apa yang mereka bicarakan, tetapi cara mereka saling menatap sudah cukup
menjelaskan segalanya.
Aku berdiri di sana, di trotoar, seperti orang bodoh yang
tidak tahu harus berbuat apa. Aku ingin masuk dan menghadapi mereka, tetapi
kakiku terasa berat. Aku hanya bisa menatap dari kejauhan, melihat suamiku—pria
yang selama ini kucintai—tertawa dengan wanita lain seperti aku tidak pernah
ada.
Setelah sekitar satu jam, mereka keluar dari kafe. Aku
kembali ke taksi dan meminta sopir untuk terus mengikuti mereka. Mereka masuk
ke dalam mobil Reza dan pergi ke sebuah hotel di pusat kota. Aku merasa dunia
di sekitarku runtuh.
Aku tidak bisa masuk. Aku hanya duduk di dalam taksi,
melihat mereka berjalan masuk ke hotel itu bersama-sama. Air mataku mengalir
tanpa bisa kuhentikan. Malam itu, aku merasa seperti tidak ada lagi yang
tersisa dari hidupku.
“Apa saya harus menunggu, Bu?” tanya sopir taksi dengan
hati-hati.
Aku hanya menggeleng. “Tidak. Antar saya pulang,” jawabku
dengan suara bergetar.
Di perjalanan pulang, pikiranku dipenuhi berbagai
pertanyaan. Sejak kapan ini semua dimulai? Apakah aku begitu buta selama ini?
Dan yang paling menyakitkan, kenapa dia memilih wanita lain? Apa yang salah
denganku?
Aku mencoba mengingat kembali semua momen kami bersama,
mencari-cari tanda yang mungkin terlewat. Tapi semakin aku mengingat, semakin
aku merasa sakit. Aku tidak pernah berpikir Reza bisa melakukan ini padaku.
Kami punya segalanya—rumah yang nyaman, cinta yang pernah kurasa begitu kuat.
Tapi malam ini, semua itu terasa seperti kebohongan.
Saat aku sampai di rumah, aku hanya duduk di ruang tamu
dalam gelap. Pikiranku kacau. Aku tahu aku harus melakukan sesuatu, tetapi apa?
Haruskah aku menghadapinya sekarang? Atau haruskah aku menunggu? Aku takut jika
aku tidak mempersiapkan diri, aku akan kehilangan kendali dan segalanya akan
semakin hancur.
Malam itu, aku tidak tidur. Aku hanya duduk di sana,
memikirkan langkah selanjutnya. Aku tahu aku tidak bisa berpura-pura tidak
tahu. Aku tahu aku harus menghadapi Reza.
Post a Comment for "Novel: Malam Yang Tak Pernah Pulang Bab 3"